"ilustrasi: Orang Pandak Gunung 7"
SELAIN terkenal dengan keindahan danau dan alamnya, Danau Gunung
Tujuh yang terbentuk akibat letusan gunung sejak ratusan tahun lalu,
juga menjadi tempat hidup beragam flora dan fauna, beberapa diantaranya
adalah jenis langka dan dilindungi.
Berbagai jenis satwa hidup secara alami, seperti harimau Sumatera,
kambing hutan, rusa, tapir, dan beruang madu, banyak ditemukan di sini,
serta beragam burung langka dan endemik Kerinci. Tumbuhan yang hidup di kawasan inipun beragam, dengan primadona
berbagai jenis anggrek alam dan bunga kantong semar. Jadi bisa berwisata
sekaligus belajar.
Danau ini merupakan sumber mata air dari Sungai Batang Sangir serta
Air Terjun Telun Berasap, yang mengairi ribuan hektare lahan pertanian
masyarakat yang terdapat di beberapa Provinsi di Sumatera. Bukan hanya ketinggian dan keindahan alamnya yang mengagumkan, namun
kejernihan air Danau Gunung Tujuh, juga menjadi daya tarik tersendiri
bagi wisatawan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, air Danau Gunung Tujuh
merupakan air baku terbaik di Asia Tenggara, sehingga dimanfaatkan oleh
PDAM Tirta Sakti Kerinci.
Namun di balik keindahan dan keragaman flora faunanya, serta
kejernihan airnya, ada mitos menarik yang bisa ditelusuri di Danau
Gunung Tujuh ini. Menurut masyarakat setempat, danau ini adalah danau
keramat. Warga percaya, danau ini dihuni dan dijaga oleh mahkluk gaib yang
berbentuk seperti manusia yang bernama Saleh Sri Menanti dan Lbei Sakti. Selain itu, ada juga para pengawal dari mahkluk gaib tersebut yang
berbentuk harimau. Di danau ini juga, dikabarkan hidup orang pendek kaki
terbalik, yang selama ini sudah melegenda.
Orang pendek yang dimaksud adalah makhluk kecil setinggi 50 cm yang bentuknya kombinasi manusia dan orang utan. Ia tidak berekor, tapi telapak kakinya menghadap ke belakang. Beberapa penduduk mengaku pernah melihatnya, tapi makhluk itu menghilang secepat kilat.
Beberapa peneliti asing mengklaim telah bertemu dengan sosok
misterius di dua gunung ini. Begitupun peneliti lokal yang bernama
Iskandar Zakaria, yang mengaku sudah melihat makhluk fenomenal itu. Debby Martir, peneliti asal Inggris, mengatakan pernah melihat makhluk itu sekilas.
Mereka kemudian mengadakan penelitian sejak 1995. WWF juga ikut mendanai penelitian untuk menyibak misteri orang pendek.
Dia menyebutkan, orang pandak adalah sebangsa satwa langka yang sudah hidup sejak ratusan tahun lalu.
“Bentuknya seperti orang utan. Bedanya hanya orang pandak lebih
banyak di darat, sementara orang hutan lebih banyak hidup diatas pohon,”
beber Debby.
Dikatakannya, sejak ia melakukan penelitian pada tahun 1994 sampai
tahun 1999, sudah lima kali menjumpai orang pandak di lima lokasi
berbeda. “Desember 1994, saya sudah berhasil menemukan orang pandak,”
katanya.
Lima lokasi yang menjadi tempat penemuan orang pandak adalah di
Gunung Tujuh, Pesisir Selatan, Muko-muko, Pasaman, dan dikawasan
Merangin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar